Genre
Dr. Tri
Wiratno, M.A.
Drs. Riyadi
Santosa, M.Ed., Ph.D.
Genre adalah istilah teknis yang digunakan di
bidang-bidang seperti
musik, film, karya sastra, folklor, antropologi, retorika, dan linguistik. Pengertian genre
untuk suatu bidang berbeda dengan pengertian
genre untuk bidang yang lain.
Pada modul ini Anda akan mempelajari konsep genre
secara umum di bidang
linguistik dan konsep genre yang digunakan untuk mengacu kepada jenis-jenis teks. Untuk itu, setelah
Anda menyelesaikan
modul ini, diharapkan Anda dapat:
(1) menjelaskan konsep genre,
(2) menjelaskan genre sebagai jenis teks.
PENDAHULUAN
7.2
Pengantar
Linguistik Umum l
Kegiatan Belajar 1
Konsep
Genre
Di dalam kegiatan belajar ini,
Anda akan mempelajari dua subpokok
bahasan, yaitu konsep genre dan genre sebagai proses sosial. Mula-mula Anda akan
diajak untuk melihat lebih jauh definisi genre,
dan setelah dihadapkan pada genre sebagai proses sosial, Anda akan diarahkan pada definisi yang
diadopsi pada modul ini.
A. Pengertian
Genre
Istilah genre berasal dari bahasa Latin genus,
dan telah lama digunakan
di bidang-bidang seperti sastra, seni, film, musik, retorika, dan folklor (Swales, 1990: 33-46;
Breure, 2001). Para tokoh pada
Filsafat Klasik menggunakan istilah genus (genre)
untuk menyatakan klasifikasi
terhadap sesuatu. Di kemudian hari, pada Abad ke-18 dan 19, istilah itu diadopsi oleh
berbagai bidang, antara lain oleh Charles
Darwin di bidang biologi, untuk menjelaskan
klasifikasi pada teori evolusinya
yang dituangkan ke dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species (1895) (Breure, 2001: 3-4).
Di bidang ilmu bahasa, klasifikasi seperti itu diterapkan antara lain pada
tipologi bahasa. Definisi
genre bervariasi, bergantung pada jaman dan bidangbidang yang diacu tersebut. Di bidang
sastra, misalnya, genre hanya digunakan
secara khusus untuk memilah-milahkan jenis-jenis karya sastra seperti puisi, novel,
drama, dan esei sastra. Atau, di bidang retorika,
genre secara tradisional digunakan untuk mengacu pada kategori retorika deskripsi,
narasi, eksposisi, dan argumentasi (Lee, 2001:
6).
Di bidang linguistik, oleh para ahli bahasa yang
memusatkan diri pada
studi etnografi (misalnya Hymes, 1972) dan linguistik fungsional (misalnya Malinoski dalam Hasan,
1985; Martin, 1986; Martin, 1992),
genre dikembangkan dan diinterpretasikan kembali
secara lebih luas untuk
menunjuk tidak hanya kepada karya-karya sastra atau kategori retorika, tetapi juga kepada
konteks budaya yang melatarbelakangi
munculnya jenis-jenis teks seperti percakapan
telepon, interview,
B. Genre sebagai Proses Sosial
Pengertian genre untuk mengacu kepada jenis-jenis
teks adalah pengertian
genre secara sempit. Secara lebih luas, genre diasosiasikan dengan konteks budaya yang
melatarbelakangi lahirnya teks. Jenisjenis
teks tersebut tidak muncul begitu saja, tetapi lahir
pada lingkup dan
latar belakang budaya tertentu melalui proses sosial yang panjang.
Dengan demikian, jenis teks tertentu hanya lahir
pada budaya tertentu dan
tidak ditemukan pada budaya lain. Sebagai contoh, teks pasrah manten, hanya lahir pada budaya Jawa,
tidak pada budaya lain. Oleh
sebab itu, teks mempunyai tujuan dan fungsi sosial
sesuai dengan konteks
budaya yang ada.
Genre berkaitan dengan register.
Pada Modul 6, Anda telahmempelajari register sebagai
variasi bahasa yang terjadi pada konteks situasi
tertentu. Akan tetapi, genre berbeda dengan register. Perbedaan di antara keduanya dapat
dijelaskan bahwa register berkaitan dengan dan
dipengaruhi oleh konteks situasi yang tergambar pada unsur unsur
internal sebuah teks pada saat dan di tempat bahasa
digunakan, sedangkan genre
selain meliputi register (karena genre direalisasikan oleh register) juga berkaitan
dengan konteks budaya yang
menunjukkan unsur-unsur eksternal teks tersebut
(Lee, 2001).
Secara lebih sederhana, dapat dikatakan bahwa genre
adalah register
ditambah tujuan yang lebih global. Genre tidak hanya berkaitan dengan apa yang
dilakukan oleh partisipan dengan bahasa, tetapi
juga bagaimana partisipan tersebut mengorganisasikan peristiwabahasa melalui
tahap-tahap pembabakan yang telah dikenal untuk mencapai tujuan tersebut (Bandingkan dengan
Thompson, 2004: 42- 43;
Lihat juga definisi operasional di bawah ini).
Dalam pengertiannya yang lebih luas, genre adalah
organisasi atau sistem
yang memformulasikan bentuk-bentuk bahasa untuk mengemban tugas atau fungsi sosial (Halliday &
Hasan, 1989: 68, 108;
Ventola, 1988: 51; Martin, 1986: 246: Martin, 1992: 546-547; Martin & Rose, 2003). Genre
digunakan untuk melingkupi “each of the linguistically realized
activity types which comprise so much of our culture” (Martin, 1985a: 250), sehingga
genre merupakan manifestasi
dari wawasan konteks kultural secara holistik.
Genre dapat bersifat statis dan dinamis sekaligus.
Genre bersifat statis karena genre sebagai
jenis-jenis teks telah merupakan konvensi kebahasaan
yang diterima di masyarakat. Salah satu ciri konvensi
tersebut adalah bahwa teks mempunyai tata organisasi
dalam bentuk pembabakan
(staging) atau struktur skematik (schematic structure) (Martin, 1992: 546-562), seperti
“Pembukaan^Isi^Penutup”. Genre
bersifat dinamis karena genre sebagai jenis-jenis
teks berubah dan berkembang
sesuai dengan pergeseran fungsi sosial yang terjadi di masyarakat. Perkembangan genre
tersebut ditandai oleh perubahan
pembabakan, sehingga sejumlah jenis teks yang
tergolong ke dalam genre
yang sama memungkinkan mempunyai pembabakan yang berbeda, meskipun dapat diprediksi bahwa struktur
utamanya relatif
sama. Pembabakan yang berkembang itu oleh Hasan
disebut SGP (Struktur
Generik Potensial, Generic Structure Potential) (Halliday & Hasan, 1989). Bahkan, kedinamisan
genre tidak saja bergeser dari
konvensi wacana yang dianut bersama di berbagai
bidang (misalnya akademik
dan professional), tetapi terdapat kecenderungan bahwa penulis ahli biasanya menciptakan
struktur wacananya sendiri seiring
dengan perkembangan kepakarannya dan perkembangan
bidangbidang yang
dihadapi (Bhatia, 2004).
Untuk tujuan praktis pada modul ini, definisi genre
yang diambil adalah
definisi operasional yang ditawarkan oleh Martin, yaitu proses sosial yang berorientasi kepada
tujuan yang dicapai secara bertahap,
(a staged, goal-oriented social process)
(Martin, 1985b; Martin, 1992).
Dikatakan “sosial” karena orang menggunakan genre untuk berkomunikasi dengan orang lain;
dikatakan “berorientasi kepada tujuan”
karena orang menggunakan genre untuk mencapai tujuan komunikasi; dan dikatakan
“bertahap” karena untuk mencapai tujuan tersebut,
biasanya dibutuhkan beberapa tahap melalui pembabakan di dalam genre (Martin & Rose,
2003: 7-8).
Berdasarkan pada definisi di atas, genre suatu teks
dapat diidentifikasi
dari struktur teksnya, yakni pembabakan yang menunjukkan bagaimana teks itu
diorganisasikan, dan dari registernya,
yakni bagaimana organisasi itu mencerminkan “konfigurasi makna” ideasional, interpersonal, dan
tekstual (Halliday &
Hasan, 1989: 38) sebagaimana dikenali dari unsur-unsur internalnya. Perbedaan genre
suatu teks dengan genre teks yang lain dapat
dilihat dari perbedaan struktur teks pada teks-teks tersebut, sedangkan perbedaan register teks
yang satu dan teks yang lain dapat dianalisis
dari perbedaan Medan, Pelibat, dan Moda. Perbedaanperbedaan tersebut secara linguistik
menimbulkan perbedaan fungsi
sosial genre itu secara keseluruhan.
Telah dikemukakan bahwa teks mempunyai tujuan dan
fungsi sosial.
Misalnya, secara kultural teks eksposisi mempunyai tujuan dan fungsi sosial untuk mempengaruhi
orang lain agar orang lain
mengikuti gagasan atau melakukan tindakan sesuai
dengan yang diusulkan
di dalam teks tersebut. Tujuan dan fungsi sosial itu dicapai dengan memanfaatkan bentuk-bentuk
lingual secara khusus, dan
bentuk-bentuk lingual itu tidak lain adalah
ciri-ciri linguistik yang secara
internal berada di dalamnya. Karena teks yang berbeda mempunyai tujuan dan fungsi
sosial yang berbeda, bentuk-bentuk
linguistik yang dimanfaatkan di dalamnya pun
berbeda.
Seperti telah Anda saksikan pada modul 5, diketahui
bahwa setiap
jenis teks memiliki struktur teks yang berbeda. Sebagai contoh, teks naratif memiliki struktur:
“Orientasi^Komplikasi^Evaluasi^Resolusi^ Koda”;
eksposisi memiliki struktur: “Pernyataan Tesis^Argumentasi^Reiterasi”; dan teks
diskusi memiliki struktur:
“Pernyataan Isu^Argumentasi Mendukung^Argumentasi
Menentang^Kesimpulan/Rekomendasi”. Selain dari struktur teksnya, dalam kerangka register, perbedaan
jenis-jenis genre tersebut juga dapat dilihat
dari bentuk-bentuk linguistik yang ada, yang pada gilirannya dapat menunjukkan fungsi sosial
yang diemban (Wiratno, 2009).
Selanjutnya, uraian tentang jenis-jenis genre, ciri-ciri,
dan fungsi sosialnya akan
disajikan pada Kegiatan Belajar 2 (“Genre sebagai jenis Teks”) di bawah ini.
1) Jelaskan pengertian genre!
2) Berikan contoh bahwa genre dimaknai secara
berbeda untuk bidang-bidang
yang berbeda.
Kegiatan Belajar 2
Genre
sebagai Jenis Teks
Pada Kegiatan Belajar 1, Anda
telah mengetahui bahwa genre sebagai
jenis teks tidak lahir begitu saja tetapi dipengaruhi dan dilatarbelakangi oleh konteks
budaya pada masyarakatnya.
Pada Kegiatan Belajar 2 ini, Anda akan mengeksplorasi
lebih jauh lagi genre
yang dianggap sebagai jenis-jenis teks. Kali ini, Anda tidak akan diajak untuk mencari tahu
cara teks lahir pada konteks budaya,
tetapi akan diajak untuk mengidentifikasi
klasifikasi genre serta mengenali
setiap jenis genre tersebut dari tata organisasi dan ciri-ciri linguistiknya.
A. Klasifikasi
Genre
A.1 Genre Makro dan Genre Mikro
Di Kegiatan Belajar 1 sudah disebutkan bahwa
terdapat peristiwakomunikasi yang disebut percakapan telepon, interview,
layanan jualbeli, artikel jurnal, berita, dan sebagainya. Setiap jenis tersebut
dapat
dikatakan sebagai genre percakapan telepon, genre
interview, genre layanan
jual beli, genre perkuliahan, genre artikel jurnal, genre review, demikian seterusnya.
Nama-nama tersebut adalah nama-nama genre
secara umum yang dikenal dengan genre makro (macro genre).
Terdapat genre lain yang lebih khusus yang disebut
genre mikro (micro
genre), yaitu: penceritaan (recount), prosedur (procedure), deskripsi (description),
laporan (report), eksplanasi (explanation),
eskposisi (exposition), diskusi (discussion),
dan eksplorasi (exploration).
Di dalam sebuah genre makro, dimungkinkan terdapat genre mikro. Sebagai contoh, di
dalam genre makro editorial dimungkinkan
terdapat genre mikro eksplanasi dan diskusi; atau, di dalam genre makro iklan,
dimungkinkan terdapat genre mikro deskripsi
atau eksposisi. (Tentang genre makro dan genre mikro, lihat Martin, 1992; Martin & Rose,
2003: 7; Hyland, 2004: 28-30; Martin &
White, 2005: 32-33). Namun demikian, genre-genre mikro tersebut dapat menjadi genre makro apabila
genre tersebut digunakan untuk menamai
jenis teks. Misalnya, sebuah teks akan diberi nama genre makro deskripsi apabila teks
tersebut secara keseluruhan didominasi oleh
deskripsi, dan deskripsi tidak hanya digunakan sebagai bagian dari teks tersebut.
A.2 Genre Faktual dan Genre
Cerita
Kedelapan nama genre mikro di atas oleh Martin
(1992: 562- 564)
dikelompokkan ke dalam genre faktual (factual genre), sebagai lawan dari genre cerita (story
genre). Genre faktual adalah genre yang dihasilkan berdasarkan kenyataan, yang meliputi:
deskripsi, laporan, prosedur,
penceritaan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, dan eksplorasi.
Sementara itu, genre cerita adalah genre fiksi yang
dihasilkan berdasarkan
rekaan. Genre cerita meliputi penceritaan, anekdot (anecdote), eksemplum (exemplum),
dan naratif (narrative).
A.2.1 Genre Faktual
Genre yang berbeda memiliki fungsi sosial, struktur
teks, dan bentuk-bentuk
linguistik yang berbeda. Berikut ini akan disajikan pengertian setiap genre di bawah
genre faktual (kecuali genre eksplorasi),
termasuk fungsi sosial, struktur teks, dan ciri-ciri linguistiknya. Uraian tentang hal
itu secara lebih lengkap dapat dilihat misalnya
pada: A Brief Introduction to Genre oleh MEDSP, 1989;
Factual Writing: Exploring and Challenging
Social Reality oleh Martin,
1985b; Using Functional Grammar oleh Butt, et.al., 2000; Genre and Second Language Writing
oleh Hyland,
2004; Kiat
Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa
Inggris oleh
Wiratno, 2003.
A.2.1.1 Deskripsi
Deskripsi merupakan jenis teks yang menguraikan what something is as it is atau what something does as it
does. Deskripsi berkenaan
dengan sifat kekhususan dari sesuatu yang diuraikan itu dalam hal bentuknya, ukurannya,
warnanya, rasanya, dan sifat-sifat fisiknya
yang lain. Selain itu, deskripsi menunjukkan bagian-bagian dalam hubungannya dengan
keseluruhan dari sesuatu yang dimaksud.
Fungsi sosial teks deskripsi adalah untuk
menguraikan sesuatu secara
individual menurut ciri-ciri fisiknya. Untuk itu, struktur teks yang digunakan untuk
mengorganisasikannya adalah “The Thing to be
Described^Parts to be Described”. Sementara itu,
ciri-ciri linguistic yang
menonjol adalah:
(1) Teks deskripsi memanfaatkan partisipan yang
unik/individual, tetapi
biasanya bukan partisipan manusia (kecuali apabila yang dideskripsikan adalah manusia),
karena pokok pembicaraan adalah
hal yang dipaparkan, bukan manusia yang memaparkan.
(2) Teks deskripsi didominasi oleh penggunaan Simple
Present Tense
untuk menyatakan
keadaan faktual hal yang dideskripsikan.
(3) Teks deskripsi lebih banyak memanfaatkan kata
kerja relasional dan
material. Selain untuk menyatakan
ciri-ciri fisik tentang hal yang
dideskripsikan, kata kerja relasional juga dapat digunakan
untuk membuat definisi atau identifikasi.
(4) Pada teks deskripsi, kata sifat merupakan alat
yang bagus untuk melukiskan
bentuk, ciri-ciri, dan keadaan fisik dari pokok yang dipaparkan.
(5) Teks deskripsi mencerminkan hubungan bagian dan
keseluruhan serta
bagian dan bagian dalam keseluruhan tersebut.
(7-1) Contoh Teks Deskripsi:
The Thing to
be Described
Parts of the
Thing to be
Described
WELCOME TO
SYDNEY
Sydney is Australia’s oldest,
largest, and liveliest state
capital with a population of over 3,000,000. It is a
colourful, modern city but it has
also a natural beauty with
green parkland and perhaps the world’s most
beautiful deep-water harbour.
As well as being famous for its
modern buildings and
roads, there are many places of historical interest in
Sydney. For example, Mrs.
Macquarie’s Chair, the area called the Rocks dating back to
the early nineteenth
century, and the attractive
terrace houses of Paddington, are all close to the harbour and
the city centre.
Sydney has many attractions which
tourists can enjoy–surf
beaches, a zoo, Koala Bear Park, and an Opera House
which is situated at the water’s edge. Some say that this is
one of the most beautiful examples of modern architecture in the world. For
further entertainment
there is a wide variety of restaurants, theaters,
nightclubs, sports, and social clubs.
There is also a very efficient
network of communications
within the city, including an underground railway, buses and
taxis. Sydney
has a very pleasant, temperate climate. The average
temperature in summer is 21.7°C, and in winter 12.6°C.
There are few places in the world
where a visitor can
find such a rich variety of natural and historical beauty,
entertainment and culture. Ask any Sydneysider about his city
and he’ll say there’s no place like it.
(Diambil dari Abbs & Freebain, 1985)
Pada contoh teks deskripsi (7-1) di atas, yang
diuraikan adalah kota
Sydney, dan bagian-bagian yang dimaksud adalah sifat-sifat khusus dan keadaan kota tersebut
yang meliputi: (1) sydney sebagai
ibukota negara bagian (state capital), (2)
sydney sebagai kota modern yang
beragam (colourful, modern city), (3) keindahan alami (natural beauty), (4) bangunan dan jalan modern
(modern buildings and
roads), (5) sejumlah tempat yang
menarik (many places of interest), (6)
sejumlah atraksi (many attractions), (7) jaringan komunikasi yang efisien (efficient nework of
communications), dan (8) iklim yang sejuk dan nyaman (pleasant temperate climate).
A.2.1.2 Laporan
Teks laporan adalah teks yang menguraikan the way
things are as
they are atau the
way things do as they do. Teks laporan berkenaan dengan pengelompokan sesuatu ke
dalam suatu kelas atau subkelas.
Berbeda dengan teks deskripsi yang menunjukkan
kekhususan sesuatu yang
dideskripsikan tanpa membandingkannya dengan sesuatu yang lain, teks laporan menunjukkan
keumuman dengan menempatkan sesuatu
yang dilaporkan itu dalam kelasnya dibandingkan dengan kelas-kelas yang lain. Dengan
demikian, teks laporan berkenaan dengan
hubungan antara kelas dan subkelas.
Teks laporan mempunyai fungsi sosial untuk membuat klasifikasi mengenai sesuatu.
Dengan klasifikasi, hal yang dilaporkan itu
dapat digolongkan ke dalam kelas atau subkelas tertentu. Adapun struktur teks yang digunakan
adalah “The Thing to be Reported^ Classes/Subclasses”.
Dipihak lain, ciri-ciri linguistik teks laporan adalah antara lain:
(1) Teks laporan memanfaatkan partisipan umum,
tetapi biasanya bukan
partisipan manusia (kecuali apabila yang dilaporkan adalah manusia), karena pokok
pembicaraan adalah hal yang dilaporkan, bukan
manusia yang membuat laporan.
(2) Teks laporan memanfaatkan Simple Present
Tense untuk sesuatu yang
masih ada, tetapi Simple Past Tense untuk sesuatu yang sudah tidak ada, misalnya
dinosaurus.
(3) Teks laporan memanfaatkan kata kerja material
dan relasional.
(4) Teks laporan tidak mengandung konjungsi temporal
yang menyatakan
urut-urutan waktu.
(5) Teks laporan mencerminkan hubungan yang bersifat
hirarkis.
Pokok yang diuraikan mempunyai anggota-anggota yang berhubungan secara berjenjang.
Pada contoh tentang komodo di bawah
ini, komodo adalah anggota dari dragon, dan dragon adalah anggota dari binatang melata.
(7-2) Contoh Teks Laporan:
The Thing to
be Reported
Classes/
Subclasses
KOMODO DRAGON
Do you know what
is the largest lizard? This lizard is called komodo.
It lives in the scrub and woodland of a few Indonesian
islands.
Komodo dragon is
the world's heaviest lizard, weighing 150 pounds or more. The
largest Komodo ever
measured was more than 10 feet (3
meters) long and weighed
366 pounds (166 kg) but the average size of
komodo in the wild is about 8
feet (2.5 meters) long and 200 pounds (91 kg).
Komodo has gray
scaly skin, a pointed snout, powerful limbs and a muscular
tail. They use their keen
sense of smell to locate decaying
animal remains from several
miles away. They also hunt other lizards as well
as large mammals and are
sometimes cannibalistic.
The Komodo
dragon's teeth are almost completely covered by its
gums. When it feeds, the gums bleed,
creating an ideal culture for
virulent bacteria. The bacteria
that live in the Komodo dragon's saliva causes
septicemia, or blood poisoning,
in its victims. A dragon will
bite its prey, then follow it until the animal is too
weak to carry on. This
lizard species is threatened by hunting, loss of prey species and
habitat loss.
(http://animal.discovery.com/reptiles/komodo-dragon)
Teks laporan yang dicontohkan (7-2) di atas berisi
laporan tentang dragon
komodo secara umum. Walaupun di sini dragon komodo diuraikan menurut ciri-cirinya, ciri-ciri itu
sangat umum
karena semua dragon komodo yang dimaksud mempunyai
ciri-ciri umum yang sama.
Ciri-ciri umum itu digunakan untuk membedakan dragon komodo dengan dragon dari kelas lain. Dengan
demikian, ciriciri
umum inilah yang digunakan untuk membuat klasifikasi
dragon komodo, yaitu
antara lain: (1) dragon komodo adalah jenis binatang melata yang paling besar (the
largest lizard), (2) dragon komodo
adalah jenis binatang melata yang paling berat (the
heviest lizard), (3) dragon
komodo hidup di hutan semak-semak di beberapa pulau di Indonesia, (4) dragon komodo
mempunyai warna kulit abu-abu dan
bersisik (grey scaly skin), dan seterusnya,
(5) hampir semua bagian giginya
tertutup gusi, sehingga apabila binatang itu makan bianatang itu mengeluarkan darah yang
memproduksi bakteri yang berfungsi
sebagai semacam air liur yang mengandung racun bagi
musuhnya (dragon's
teeth are almost completely covered by its gums, ... saliva causes septicemia, or blood
poisoning, in its victims),
dan seterusnya.
A.2.1.3 Prosedur
Teks prosedur adalah teks yang bersifat
instruksional. Dalam kehidupan
sehari-hari, teks prosedur dapat dijumpai pada manual cara mengoperasikan alat-alat
elektronik, cara menelpon di telepon umum, cara
memasak makanan berdasarkan resep khusus, atau berbagai tulisan tentang tata cara melakukan
sesuatu.
Teks yang tergolong ke dalam genre ini mempunyai
fungsi social untuk
memberikan petunjuk mengenai cara mengerjakan sesuatu.
Petunjuk itu merupakan langkah-langkah yang harus
ditempuh agar pekerjaan
itu dapat diselesaikan. Pada petunjuk pengerjaan sesuatu atau pengoperasian sebuah alat,
langkah-langkah yang dimaksud
merupakan langkah-langkah bersyarat, yaitu
langkah-langkah yang terdahulu
menentukan langkah-langkah yang kemudian, sehingga apabila langkah-langkah itu tidak
ditempuh secara urut, barang yang
dibuat itu tidak jadi atau alat yang dioperasikan
tersebut tidak dapat beroperasi.
Teks prosedur mempunyai struktur teks sebagai
berikut:
“Goal^Steps”. Secara linguistik, ciri-ciri utama
teks prosedur adalah:
(1) Teks prosedur memanfaatkan Simple Present
Tense.
(2) Teks prosedur lebih banyak memanfaatkan kata
kerja material.
(3) Selain dengan perintah melalui klausa Imperatif,
teks prosedur dapat
dinyatakan dengan pasif.
(4) Partisipan pada teks prosedur adalah partisipan
manusia. Adapun partisipan
yang diberitahu untuk melakukan sesuatu adalah pembaca atau orang yang diajak bicara (you).
Namun demikian,
apabila dinyatakan dalam pasif, biasanya pelakunya
tidak disebutkan.
(5) Teks prosedur dapat memanfaatkan konjungsi yang
menunjukkan urutan
atau langkah, seperti first, second, next, then,
dan finally.
(7-3) Contoh Teks Prosedur:
Goal
Steps
TO MAKE STAINED
GLASS FIGURES
1. First you take a piece of
cardboard and one piece of chalk.
2. Then you draw something on the
cardboard.
3. Next you cut it out where you
want light to go through.
4. Then use a texta to trace
around the thing you drew.
5. Stick different colored
cellophane paper over the areas that have a hole.
6. When you have finished this,
stick it on the window.
(Diadaptasikan
dari MEDSP, 1989)
Contoh teks prosedur (7-3) di atas berisi petunjuk
tentang cara membuat
gambar pada kaca. Terlihat bahwa terdapat 6 langkah yang harus ditempuh secara urut untuk
mendapatkan gambar pada kaca
yang diharapkan (to make stained glass figures).
Langkah-langkah itu (first,
then, dan seterusnya) tidak dapat dilakukan secara acak. Apabila langkah-langkah tersebut tidak
diikuti, gambar pada kaca tadi tidak
jadi. (Namun demikian, perlu dicatat bahwa pada
genre lain, misalnya pada
eksposisi atau diskusi, konjungsi seperti itu tidak digunakan untuk menentukan langkah-langkah,
tetapi untuk mengorganisasikan gagasan).
A.2.1.4 Penceritaan
Teks penceritaan adalah teks yang berisi kegiatan
atau peristiwa yang
berlangsung di waktu lampau. Fungsi sosialnya adalah untuk mebangkitkan atau menghidupkan
pengalaman nyata di masa lampau
agar tercipta semacam hiburan bagi pembaca atau
pendengar. Dengan teks
penceritaan, pencipta teks dapat berbagi pengalaman dengan pembaca atau pendengar.
Teks penceritaan disusun dengan tata organisasi
“Orientation^Chronological Events^Reorientation”. Pada
struktur teks tersebut, “Reorientasi”
merupakan tahap struktur yang bersifat pilihan.
Adapun ciri-ciri
linguistik yang dominan adalah:
(1) Teks penceritaan berisi “siapa” (partisipan)
melakukan “apa” (peristiwa)
di suatu tempat di suatu waktu lampau. Partisipannya adalah manusia yang terlibat pada
peristiwa tersebut. Pada contoh
di bawah ini, partisipan manusia yang dimaksud
adalah antara lain:
“we”, “Mr. Robinson”, dan “Mr. Moses”.
(2) Teks penceritaan lebih banyak memanfaatkan Past
Tense untuk menyatakan
peristiwa lampau. Tenses yang lain dapat digunakan, tetapi sangat jarang.
(3) Teks penceritaan lebih banyak mengandung kata
kerja material untuk
menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan.
(4) Teks penceritaan banyak memanfaatkan konjungsi
temporal untuk menata
urut-urutan peristiwa yang diceritakan. Pada contoh, konjungsi tersebut adalah, misalnya: “when”,
“then”, dan “after”.
(7-4) Contoh Teks Penceritaan:
Orientation
Chronological
Events
Reorientation
(Optional)
THE FERRY TRIP
On Tuesday we went on a harbour
cruise.
We went underneath the harbour
bridge and then we went
past some submarines.
When we got to Clifton Gardens we
had a picnic. After we
had finished we played on the climbings. Then Mr.
Robinson came over and said Mr.
Moses was giving out
frozen oranges. Then after we finished that we went
home. Although
it was tiring, we were happy.
(Dimodifikasi
dari Butt, Fahey, Feez, Spinks & Yallop, 2000: 18).
Teks (7-4) di atas adalah contoh teks penceritaan
yang dibuat berdasarkan
pengalaman nyata tentang perjalanan dengan kapal ferry yang menyelusuri pelabuhan dan
melewati kolong jembatan (Sydney
Harbour Bridge). Pencipta teks berbagi pengalaman
dengan pembaca atau
pendengar peristiwa yang terjadi. Diceritakan bahwa penyelusuran berakhir di Clifton
Garden, dan setelah berbagai kegiatan
dilakukan di sana, para partisipan pulang.
A.2.1.5 Eksplanasi
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi penjelasan
tentang keadaan sesuatu
sebagai akibat dari sesuatu yang lain yang telah terjadi sebelumnya dan menyebabkan sesuatu yang lain
lagi akan terjadi
kemudian. Teks eksplanasi berkenaan dengan how things are as they are atau how things do as they do.
Teks eksplanasi mempunyai fungsi sosial untuk
menjelaskan proses
terjadinya sesuatu menurut prinsip-prinsip sebab-akibat. Untuk memenuhi fungsi tersebut, teks
eksplanasi disusun dengan struktur
teks “General Statement^ Sequence of Logical
Reasons”.
Adapun ciriciri linguistiknya
yang utama adalah:
(1) Teks
eksplanasi berfokus pada pelaku bukan manusia secara umum.
(2) Teks eksplanasi lebih banyak mengandung Simple
Present Tense, tetapi
apabila pokok yang diterangkan dikaitkan dengan proses di waktu lampau, Simple Past Tense
dapat digunakan.
(3) Teks eksplanasi lebih banyak menggunakan kata
kerja material dan
relasional.
(4) Teks eksplanasi memanfaatkan bentuk pasif untuk
memberikan tekanan pada
tema--yaitu pokok yang dibicarakan pada klausa yang biasanya diletakkan di bagian depan, bukan
pelakunya.
(5) Teks eksplanasi menggunakan konjungsi temporal
dan kausal, seperti
as, when, after, since, because, so,
dan therefore untuk menerangkan
hubungan sebab akibat. Pada konteks ini, when dan after tidak digunakan untuk menerangkan
waktu, tetapi untuk menjelaskan
hubungan sebab akibat. Selain dengan konjungsi, hubungan sebab akibat juga dapat dinyatakan dengan
kata kerja seperti cause,
make, produce, result in, atau lead to.
(7-5) Contoh Teks Eksplanasi:
General
Statement
Sequence of
Logical
Reasons
HEALTH EFFECTS
OF SYSTEMIC POISONS
Although the detrimental effects
of systemic poisons
such as lead have been known for many years, it
is only recently that cadmium and
mercury have been recognised
as equally damaging toxic agents. The
absorption of such metal toxins
via the food chain is a common
means of poisoning.
After emission from industrial
smokestacks or car exhausts,
gravity and rainfall return the toxic-containing
pollutants to earth. They may
then be absorbed by plants in two possible ways. Where metal
poisons have landed
in the surrounding soil, the
plant’s root system absorbs them and distributes them
throughout the plant’s tissues.
Toxins may also fall directly
onto leaves and enter through
stomata on the leaves. When vegetable matter
has been contaminated in this way
and is subsequently ingested
by humans or animals, the gastrointestinal tract
becomes the main pathway for the
toxins’ entry into the bloodstream.
The intestinal section located
between the upperbowel tract
and the stomach is lined with many fingerlike
projections of mucous membrane,
known as “villi”. The
villi are surrounded by capillary blood vessels,
whose function is to absorb the
products of digestion. Soluble
poisons are rapidly absorbed by the villi into the
bloodstream. In the case of lead
poisoning, this results in a wide variety of effects on the
blood-forming
mechanism, the gastrointestinal
tract and the central nervous
system.
The passage of non-soluble
poisons through the digestive
system stimulates mucous-producing glands in
the stomach which may result in
the expulsion of the toxins
by vomiting or as fecal matter via the lower
intestine. The ingestion of
non-soluble toxins is associated
with fecal blood, diarchoea and constipation.
(Diambil
dari Garbutt & O’Sullivan, 1991: 166-167)
Pada contoh teks eksploanasi (7-5) di atas, dapat
digarisbawahi bahwa
keberadaan racun di tubuh merupakan sebuah proses keracunan yang panjang yang berlangsung
secara sistemik. Tahap-tahap pada
proses itu berhubungan secara sebab akibat.
Mula-mula, emisi gas karbon
dari industri atau mobil yang dibawa larut oleh air hujan ke bumi diserap oleh
tumbuh-tumbuhan. Akibatnya, manusia atau binatang
yang memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung racun itu juga teracuni melalui pencernaan
dan aliran darah. Akibat berikutnya
adalah mekanisme tubuh secara keseluruhan terpengaruh oleh racun di dalam tubuh tadi.
A.2.1.6 Eskposisi
Teks eksposisi adalah teks yang berisi gagasan
pribadi atau usulan
mengenai sesuatu. Teks eksposisi juga sering disebut argumentasi satu sisi. Dikatakan
demikian karena pencipta teks ini mempertahankan
gagasan atau usulannya berdasarkan argumentasi yang ia yakini benar tanpa membandingkannya dengan
argumentasi dari
pihak lain.
Terdapat dua macam eksposisi, yaitu eksposisi
analitis dan eksposisi
hortatoris. Sesuai dengan kedua jenis eksposisi tersebut,fungsi sosial teks
eksposisi adalah untuk mengajukan argumentasi bahwa sesuatu itu benar adanya (untuk eksposisi
analitis) atau bahwa sesuatu
yang diusulkan itu harus dilakukan (untuk eksposisi hortatoris). Eksposisi analitis
berkenaan dengan konsep atau teori tentang
sesuatu, sedangkan eksposisi hortatoris berkenaan dengan tindakan yang perlu dilakukan
atau kebijakan yang perlu dibuat.
Diterima atau tidaknya gagasan atau usulan tersebut
oleh pihak lain bergantung
kepada kuat atau tidaknya argumentasi yang diajukan.
Teks eksposisi disusun dengan struktur teks “Thesis Statement^Arguments^Reiteration”.
Sementara itu, ciri-ciri linguistic yang menonjol adalah:
(1) Teks eksposisi berisi pandangan pribadi
penciptanya. Untuk itu, kata
ganti “I” atau “we” dapat digunakan, terutama pada saat ia klaim mengenai sesuatu dibuat.
Sebagain orang berpendapat bahwa
penggunaan kata ganti “I” dan “we” sebaiknya dihindari pada teks ilmiah, tetapi pada
konteks ini justru penggunaan kata ganti
tersebut menunjukkan kekuatan klaim yang diajukan.
(2) Terkait dengan Nomor (1) di atas, leksis yang
bersifat atitudinal sering
digunakan, terutama pada eksposisi hortatoris.
(3) Teks eksposisi mencakup penggunaan kata kerja
material, relasional, dan
mental sekaligus. Kata kerja yang terakhir ini pada umumnya digunakan untuk
mengajukan klaim, misalnya dalam klausa:
I believe that … . atau I think … .
(4) Teks eksposisi memuat argumentasi satu sisi, dan
jumlah argumentasi
tidak ditentukan. Selain merupakan milik pencipta teks sendiri, argumentasi dapat dikembangkan dari
pendapat umum yang
diambil dari sumber lain, sepanjang sumber itu disebutkan sebagai referensi.
(5) Konjungsi yang banyak dijumpai pada teks
eksposisi adalah konjungsi
yang digunakan untuk menata argumentasi, seperti first, second, next, dan
seterusnya; atau konjungsi yang digunakan untuk
memperkuat argumentasi, seperti in fact, even, also, moreover, dan for example; atau
konjungsi yang menyatakan
bubungan sebab akibat, seperti since, before
(yang berarti in order
not to).
(6) Teks eksposisi mengandung modalitas untuk
membangun opini yang
mengarah kepada saran atau anjuran.
(7-6)
Contoh Teks Eksposisi:
Thesis
Statement
Arguments
Reiteration
ACTIVITY CENTRES
SHOULD BE BUILT
I think the Canterbury Council
should construct more Activity
Centres in most local areas.
Firstly, children can keep busy
as well as have fun in the
holidays. Secondly, they learn a lot about how to do
certain things. Finally, it might
stop children vandalizing properties
that don’t belong to them because they can go
to the Activity Centres.
During the school holidays, many
children who don’t have
much on their minds can attend their local Activity
Centre. It will keep them busy
and they can also learn to do lots of things.Another reason
is children can encourage others to attend the local
Activity Centre. This way children will not get so bored
because they can have lots of fun.
Moreover, it could stop children
from vandalizing others’
properties because they have better things to do like going to
the Activity Centre and having fun and enjoying
themselves.
These are the main reasons why I
think we should have
more Activity Centres. They will be very educational and
very good experience for lots of children.
(Diadaptasikan
dari MEDSP, 1989)
Teks eksposisi yang dicontohkan (7-6) di atas adalah
eksposisi hortatoris.
Pencipta teks mengusulkan kepada Canterbury Council untuk membangun sejumlah activity
centres untuk memberikan
tempat kepada anak-anak dalam beraktivitas. Usulan
itu berupa pernyataan
tesis, yang tidak lain adalah pentingnya pembangunan activity centres itu (Paragraf 1). Usulan tersebut
didukung dengan tiga
argumentasi atau alasan yang dikemukakan pada Paragraf
2, yaitu:
(1) Firstly, children can keep busy as well as have fun
in the holidays;
(2) Secondly, they learn a lot about how to do
certain things; dan
(3) Finally, it might stop children
vandalizing properties that don’t belong to them because they can
go to the Activity Centres.
Ketiga alasan
tersebut kemudian diperluas pada Paragraf 3, 4, dan 5. Berdasarkan argumentasi tersebut,
pencipta teks mengulangi kembali pentingnya
usulan itu pada paragraf terakhir.
A.2.1.7 Diskusi
Teks diskusi adalah teks yang berisi isu atau
kontroversi mengenai
sesuatu. Isu tersebut ditanggapi dari dua sisi argumentasi. Karena
itu, teks diskusi juga sering disebut teks argumentasi dua sisi.
Pada dasarnya, diskusi adalah gabungan dari dua
eksposisi yang masing-masing
mewakili sudut pandang yang berbeda. Fungsi
sosial teks diskusi adalah untuk menyatakan kontroversi sebuah isu dari dua sudut
pandang. Meskipun kedua sudut pandang itu dibeberkan
secara seimbang, pencipta teks dapat berdiri di salah satu sudut pandang atau bersikap
netral terhadap isu yang dimaksud.
Apabila pencipta teks berada di salah satu sisi,
pembaca atau pendengar
diharapkan mengikutinya, tetapi apabila ia bersikap netral, pembaca atau pendengar diberi
kebebasan untuk memilih sendiri sudut
pandang yang dianggap benar.
Teks diskusi disusun dengan struktur teks “Statement
of theIssue^Argument for^Argument against^Conclusion/Recommendation”.
Secara umum, ciri-ciri linguistik teks diskusi
hampir sama dengan teks eksposisi.
Sebagian di antaranya adalah:
(1) Teks diskusi lebih banyak menggunakan Simple
Present Tense.
(2) Teks diskusi mengandung kata kerja material,
relasional, dan mental
sekaligus.
(3) Teks diskusi menggunakan modalitas untuk
membangun opini atau
rekomendasi.
(4) Konjungsi yang menonjol pada teks diskusi adalah
konjungsi yang
menunjukkan kontras, seperti but, however, on the other hand, dan in contrast.
Konjungsi seperti itu digunakan untuk mempertentangkan
dua gagasan yang berlawanan yang mewakili masing-masing
sudut pandang. Konjungsi yang lain adalah
konjungsi temporal dan konjungsi sebab-akibat.
(7-7)
Contoh Teks Diskusi:
Statement of
the Issue
Argument for
Argument
Against
USING NUCLEAR
ENERGY SHOULD BE AVOIDED FOR THE SAKE OF
ENVIRONMENTAL
SAFETY
Nuclear energy is commonly
offered as an alternative to
overcome the crisis of energy. The debate whether the
use of nuclear energy is an
appropriate choice has notcome to an end. Some people agree with the
utilization
of it because of its benefits.
Some others, however, disagree
because of its risks to environment. For the sake
of the environmental safety,
nuclear energy should be avoided.
Those who agree with the
operation of nuclear reactors
usually argue that the energy produced from them can be used
for multipurposes. The reactors can produce
radioisotopes utilized in medical, industrial, and agricultural
fields. They also claim that nuclear energy is the only
feasible choice to answer the ever-increasing energy needs.
According to them, the other sources of energy: oil,
coal, and liquid natural gas are not renewable and safe, while
nuclear energy can be sustainably produced in a
safe way.
Some government officials also
point out that this kind
of energy is the safest one in response to environment
compared to the non-renewable ones mentioned above.
They claim that the reactor operates on a “zero-release”
basis, which means that waste materials are processed so
that none will be released into the environment. In
addition, they believe, nuclear energy will never cause
pollution, but the others, especially oil and coal, really
do.
However, people disagreeing with
the use of nuclear energy,
on the other hand, keep criticizing that to choose
it as the best alternative to
overcome the growing energy needs is silly. The silliness can
be seen from the question
why they are interested in
nuclear power when there is still an abundance of natural
energy sources: oil, coal,
hydroelectric, thermal, etc.
Conclusion/Recommendation
In reaction to environment, they
add that the operation
of the nuclear reactors does not make any
sense. Some NGOs specializing in
efforts to save environment
argue that their waste products completely
destroy environment and human
lives. On the other hand, it
is true that the other kinds of energy like oil and coal
support the environmental
pollution, but their contributions
can still be tolerated. It is also true that the
nuclear reactors provide energy
in great quantities, but their
contributions to destroy environment and lives
cannot be avoided. A meltdown in
a reactor, for example,
results in a contamination of soil and water
under its core, making human
lives impossible for miles around. The reactor is also
dangerous to lives because of
its radiation leaking. In this
case, it is often said that under a good control no fission
products are allowed to
leak out from the reactor. But
who can guarantee this?
It is obvious that nuclear energy
should be avoided because
it endangers environment. If we continue using
it, while the radiation is very
poorly controlled, then it will kill ourselves sooner or
later. The government
should pay much attention to the
fact and revise the choice.
(Diambil
dari Wiratno, 2003: 70-71)
Contoh teks diskusi (7-7) di atas menyajikan isu
bahwa terdapat pertentangan
pendapat mengenai dioperasikannya energi nuklir. Pihak yang setuju berpendapat bahwa
energi nuklir mendatangkan manfaat
di berbagai bidang (Paragraf 2). Selain itu, energi
nuklir juga dapat diperbarui
dan aman dari polusi (Paragraf 3). Sebaliknya, pihak yang tidak setuju berpendapat bahwa energi
nuklir adalah pilihan yang
bodoh, karena pilihan energi lain seperti energi
gelombang laut, energy panas
bumi, dan energi angin masih sangat banyak (Paragraf 4). Di pihak lain, meskipun dinyatakan
aman, kenyataannya energi nuklir
sangat berbahaya dan menimbulkan polusi jika terjadi
kebocoran (Paragraf 5).
Pada Contoh (7-7), pencipta teks berdiri pada pihak
yang tidak setuju. Atas
dasar pertimbangan keselamatan lingkungan, ia mengusulkan kepada pemerintah agar merevisi
keputusan untuk
mengoperasikan energi nuklir (Paragraf 6).
A.2.1.8 Eksplorasi
Teks eksplorasi adalah teks yang melaporkan
aktivitas eksplorasiyang sedang berjalan. Eksplorasi dilakukan terhadap sesuatu
yang masih asing
atau sesuatu yang belum diketahui dengan jelas.
Mengingat teks eksplorasi disusun bersamaan dengan
kegiataneksplorasi yang sedang berlangsung, pada bagian ini contoh teks semacam itu tidak disajikan.
A.2.2 Genre Cerita
Seperti telah dinyatakan di atas bahwa genre cerita
adalah genre rekaan.
Isi teks tidak didasarkan pada kenyataan yang sesungguhnya. Contoh (7-8) sampai dengan Contoh
(7-10) disusun dari rekaan yang
sama, yaitu terhalangnya jalan untuk keluar mobil di
depan rumah oleh
mobil lain yang diparkir di situ. Perbedaan terletak pada struktur teks yang digunakan.
A.2.2.1 Penceritaan
Teks penceritaan pada genre cerita sama dengan teks
penceritaan pada
genre faktual. Perbedaannya terletak pada isi yang dimuat. Di bawah genre faktual, teks
penceritaan didasarkan pada peristiwa
nyata, tetapi di bawah genre cerita, teks penceritaan
didasarkan pada peristiwa
dalam khayalan.
Karena pada dasarnya kedua genre penceritaan
tersebut sama, struktur
teks dan ciri-ciri linguistiknya pun juga sama. Untuk itu, Anda dapat melihat kembali
pembicaraan tentang teks penceritaan pada
genre faktual di atas.
(7-9) Contoh Teks Penceritaan:
Orientation
Records/
Events
Reorientation
Just another one of those days.
The neighbors a couple of
houses down had a party last night; they came and
warned us and it wasn’t too bad
really. Woke Jane up a couple
of times.
Anyhow we got up the next day and
packed up the car to
take Jane back but we opened the gate there was a
car blocking half of our driveway
– not surprising given the sound
of things the night before. What a
bugger. I checked with the neighbors,
but they didn’t know
whose car it was so I phoned the cop. When they
came they said they couldn’t do
anything except give it a
ticket. Completely useless. In any case we manage to
fill in between the road and curb
with rubble and just sneaked
the car through – bit of a pain, but no too bad.
Finally we got Jane back to her
mother’s and came home
to do some work. Bloody
car is still there too.
(Diambil
dari Martin, 1992: 566)
A.2.2.2 Anekdot
Teks anekdot adalah teks rekaan yang berisi
peristiwa yang membuat
jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Secara interpersonal, perasaan
jengkel dan konyol seperti itu merupakan
krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara aman/tidak aman,
puas/frustrasi, dan tercapai/gagal. Struktur teks anekdot adalah
“Abstract^Orientation^Crisis^Reaction^Coda”.
(7-10) Contoh Teks Anekdot:
Abstract
Orientation
Crisis
Reaction
Coda
I had an embarrassing moment this
morning. The
neighbors a couple of houses down had a party last night;
they came and warned us and it wasn’t too bad really. Woke
Jane up a couple of times. Then this morning there was a car
parked across our driveway.
I figured it must have been someone from the party so went
down to knocked on their door. I knocked and knocked but
no-one came. I figured they were hungover and sleeping in
so I kept on banging really loudly – door, window,
everything within reach. Finally this guy crawled out of
bed and opened the window. I explained the problem but
it turned out it wasn’t his party. The house was
divided into flats and it was the people out the back.
He wasn’t too pleased, especially
after having been kept up
half the night by his neighbors!
I still don’t know whose car it
was.
(Diambil
dari Martin, 1992: 566-567)
A.2.2.3 Eksemplum
Teks eksemplum adalah teks rekaan yang berisi
insiden yang menurut
partisipannya tidak perlu terjadi. Secara interpersonal, partisipan menginginkan insiden
itu dapat diatasi, tetapi ia tidak dapat berbuat
apa-apa. Struktur teksnya adalah “Abstract^Orientation^ Incident^ Interpretation^Coda”.
(7-11) Contoh Teks Eksemplum:
Abstract
Orientation
Incident
Interpretation
Coda
I had a crazy experience this
morning. The neighbours
two house down had a party last night; they came and
warned us and it wasn’t too bad really. Woke Jane up a
coupe\le of times. Then
this morning there was a car parked across our driveway. I
figured it must have been someone from the party so went
down to knocked on their door; but it wasn’t anyone
they knew. I tried a few other houses and then phoned the
cops, thinking they’d come and tow it
away. Anyhow,
they came quickly enough but when they got there they said
all they could so was give it a ticket; they couldn’t tow it
away because it wasn’t in a tow-away zone!
That seemed just crazy to me; I
mean someone can park in
your driveway and block your car in for days and
there’s nothing you can do about
it. You just have to wait until
they come back and drive away. If you open their
car to move it you’re breaking
in! Crazy. Bloody car is
still there too.
(Diambil
dari Martin, 1992: 567)
A.2.2.4 Naratif
Teks naratif adalah teks rekaan yang berisi
komplikasi yang menimbulkan
masalah yang memerlukan waktu untuk melakukan evaluasi agar dapat memecahkan masalah tersebut.
Teks naratif pada
umumnya dijumpai pada dongeng, hikayat, cerita
pendek, atau novel.
Struktur teksnya adalah
“Abstract^Orientation^Complication^
Evaluation^Resolution^Coda”.
(7-12) Contoh Teks Naratif:
Abstract
Orientation
Complication
Evaluation
Resolution
Coda
CINDERELLA
Once upon a
time, there was a young girl named Cinderella. She
lived with her step mother and two step
sisters. The
step mother and sisters were conceited and bad tempered. They
treated Cinderella very badly. Her step
mother made Cinderella do the
hardest works in the house;
such as scrubbing the floor, cleaning the pot and
pan and preparing the food for
the family. The two step sisters,
on the other hand, did not work about the house.
Their mother gave them many
handsome dresses to wear.
One day, the two
step sister received an invitation to the ball that
the king’s son was going to give at the
palace. They were excited about
this and spent so much time
choosing the dresses they would wear. At last, the
day of the ball came, and away
went the sisters to it. Cinderella
could not help crying after they had left.
“Why are you crying, Cinderella?”
a voice asked. She
looked up and saw her fairy godmother standing
beside her, “because I want so
much to go to the ball” said
Cinderella. “Well” said the godmother,”you’ve been
such a cheerful, hardworking,
uncomplaining girl that I am
going to see that you do go to the ball”. Magically, the
fairy godmother changed a pumpkin into a fine
coach and mice into a coachman and two footmen. Her
godmother tapped Cinderella’s raged dress with her wand,
and it became a beautiful ball gown. Then she gave
her a pair of pretty glass slippers. “Now, Cinderella”, she
said; “You must leave before midnight”.
Then away she
drove in her beautiful coach. Cinderella was having a
wonderfully good time. She
danced again and again with the
king’s son. Suddenly the clock
began to strike twelve, she ran toward the door as
quickly as she could. In her
hurry, one of her glass slipper
was left behind.
A few days
later, the king’ son proclaimed that he would marry the
girl whose feet fitted the glass slipper.
Her step sisters tried on the
slipper but it was too small for them, no matter how hard they
squeezed their toes
into it. In the end, the king’s
page let Cinderella try on the slipper. She stuck out her
foot and the page slipped
the slipper on. It fitted
perfectly.
Finally, she was
driven to the palace. The king’s son was overjoyed to
see her again. They were married and live happily
ever after.
B. Genre dalam
Perbandingan
Telah diketahui bahwa setiap genre yang diuraikan di
atasmemiliki ciri-ciri linguistik sendiri-sendiri. Ciri-ciri itu menjadi pembeda antara genre yang satu dan
genre yang lain. Pada bagian ini,
Anda diajak untuk mempertajam perbedaan-perbedaan
tersebut dengan
membanding-bandingkan genre-genre tersebut, terutama genre-genre faktual.
Tabel 7-1. Genre dalam
Perbandingan
social
goal
activities
(-)
generalization
(+)
generalization:
document
explain:
resolve
debate
unstructured
activities (-)
description report explanation
discussion
structured
activities (+)
recount procedure exposition
exploration
(Dimodifikasi dari Martin, 1992:
563)
Seperti tersaji pada Tabel 7-1, perbedaan-perbedaan
itu dilihat dari
fungsi atau tujuan sosialnya dan dari struktur teks atau aktivitasnya. Terlihat bahwa dari
segi tujuan sosial, teks laporan danteks prosedur lebih menuju kepada
generalisasi (+), sedangkan teks deskripsi
dan teks penceritaan lebih bersifat khusus (-). Di pihak lain, dari segi struktur teks, teks
deskripsi dan teks laporan memiliki aktivitas
yang kurang terstruktur (-), sedangkan teks penceritaan dan teks prosedur memiliki aktivitas
yang lebih terstruktur (+).
Sementara itu, teks eksplanasi dan teks eksposisi
mempunyai tujuan sosial
untuk menjelaskan dan memberikan pemecahan masalah, sedangkan teks diskusi dan
eksplorasi mempunyai tujuan sosial yang
mengandung unsur perdebatan atau kontrovesi. Di
pihak lain, dari segi struktur
teks, aktivitas pada teks eksplanasi dan teks diskusi kurang terstruktur (-), sedangkan
aktivitas pada teks eksposisi dan teks
eksplorasi lebih terstruktur (+).
1. Jelaskan pengertian genre makro dan genre mikro.
2. Jelaskan hubungan antara genre makro dan genre
mikro
3. Jelaskan apa yang membuat genre yang satu berbeda
dengan genre yang
lain.
4. Apa perbedaan antara deskripsi dan laporan?
5. Jelaskan perbedaan antara eksposisi analitis dan
eksposisi hortatoris.
Petunjuk Jawaban Latihan
Agar Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di
atas, Anda dianjurkan
membaca kembali uraian pada Kegiatan Belajar 2 sambil mencari jawaban-jawaban yang
diminta, khususnya bagian-bagian
yang belum Anda mengerti secara jelas. Bandingkan
jawaban Anda dengan
jawaban teman-teman Anda.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut!
Sebagai jenis teks, genre dapat diklasifikasikan
menjadi genre makro
dan genre mikro di satu sisi, serta genre faktual dan genre rekaan di sisi lain. Nama genre makro
sebuah teks diambil dari genre yang
paling menonjol dalam teks tesebut. Genre makro
merupakan genre induk
yang di dalamnya mungkin terdapat beberapa genre mikro.
Misalnya, teks editorial sebagai genre makro mungkin
mengandung genre mikro
seperti deskripsi atau eksplanasi. Mungkin pula secara keseluruhan, editorial hanya
berupa eksposisi atau diskusi.
Setiap teks yang tergolong ke dalam sebuah genre
mempunyai tujuan sosial
atau fungsi sosial. Untuk itu, teks tersebut perlu disusun dengan struktur teks dan
ciri-ciri linguistik yang sesuai dengan genre yang dimaksud.
1) Genre faktual adalah genre:
A.
yang didasarkan pada kenyataan dan rekaan.
B.
yang didasarkan pada kenyataan.
C.
yang didasarkan pada rekaan.
D.
yang didasarkan pada ciri-ciri linguistiknya.
2) Salah satu perbedaan antara teks deskripsi dan
teks laporan adalah:
A.
teks deskripsi bersifat umum, sedangkan teks laporanbersifat khusus.
B.
teks laporan bersifat umum, sedangkan teks deskripsi bersifat khusus.
C.
baik teks deskripsi maupun teks laporan bersifat umum.
D.
baik teks deskripsi maupun teks laporan bersifat khusus.
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
3) Teks yang berisi keadaan tentang sesuatu yang
disebabkan oleh
keadaan sebelumnya dan menyebabkan keadaan
sesudahnya
tergolong ke dalam genre:
A.
deskripsi.
B.
laporan.
C.
eksposisi.
D.
eksplanasi.
4) Teks eksposisi juga disebut teks:
A.
analitis.
B.
hortatoris.
C.
argumentasi dua sisi.
D.
argumentasi satu sisi.
5) Naratif dapat berbentuk:
A.
artikel ilmiah.
B.
laporan penelitian atau survey.
C.
dongeng atau cerita pendek.
D.
Berita dalam koran.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes
Formatif 2 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Tingkat penguasaan =
Jumlah Jawaban yang Benar
100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,
Anda
dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus!
Jika masih di
bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar 2,
terutama bagian yang belum dikuasai.
Kunci
Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1) A. menyatakan klasifikasi tentang sesuatu.
2) A. jenis-jenis teks.
3) B. konteks budaya yang melatarbelakangi lahirnya
teks.
4) B. Martin.
5) C. jenis-jenis teks berkembang dalam hal variasi
dan struktur
teksnya.
Tes Formatif 2
1) B. yang didasarkan pada
kenyataan.
2) B. teks laporan bersifat umum, sedangkan teks
deskripsi
bersifat khusus..
3) D. eksplanasi.
4) D. argumentasi satu sisi.
5) C. dongeng atau cerita pendek.
l BING 4214/MODUL 2 7.35
Daftar
Pustaka
Abbs, B. & Freebain, I. (1985). Developing
Strategies. Essex: Longman.
Bhatia, V.K. (2004). Worlds of Written Discourse:
A Genre-Based View. London & New York:
Continuum.
Breure, L. (2001). “Development of the Genre
Concept” [http://www.cs.uu.nl/people/leen/GenreDev/GenreDevelopment.
htm], 5/2/2007. Butt,
D., Fahey, R., Feez, S., Spinks, S., Yalop, C. (2000). Using
Functional Grammar, 2nd Ed. Sydney: National Centre for English Language Teaching and
Research, Macquarie University.
Garbutt, M & O’Sullivan, K. (1991). IELTS:
Strategies for Study Reading,
Writing, Listening, and Speaking at University and College. Sydney: National Centre for
Foreign Language
Teaching and Research, Macquarie University. Halliday, M.A.K. & Hasan, R.
(1985). Language, Context, and Text: Aspects of Language in a
Social-semiotic Perspective.Victoria: Deakin University Press.
http://animal.discovery.com/reptiles/komodo-dragon.
http://understandingtext.blogspot.com/search/label/Narrative.
Hymes, D. (1972). “Models of the Interaction of
Language and Social Life”.
J.J. Gumperz & D. Hymes, Eds., Directions in Sociolinguistics. New York: Holt, Rinehart and
Wiston, Inc.
Hyland, K. (2004). Genre and Second Language
Writing. Michigan: The
University of Michigan Press.
Lee, D.Y.W. (2001). “Genres, Registers, Text Types,
Domains, and Styles:
Clarifying the Concepts and Navigating a Path through the BNC Jungle”, Language
Learning & Technology, 5/3.
Martin, J.R. (1985a). “Process and Text: Two Aspects
of Human Semiosis”,
Benson, J.D. & Greaves, W.S. (Eds.), Systemic Perspectives on Discourse, Vol 1. Norwood, N.J.: Ablex Publishing Corporation.
Martin, J.R. (1985b). Factual Writing: Exploring
and Challenging Reality. Geelong, Victoria: Deakin
University Press.
Martin, J.R. (1986). “Grammaticalising Ecology: The
Politics of Baby Seals
and Kangaroos”, Threadgold, T., et.al. (Eds.), Semiotics-- Ideology--Language. Sydney: Sydney Association for
Studies in
Society and Culture.
Martin, J. R. (1992). English Text: System and
Structure. Philadelphia/Amsterdam: John Benjamins Publishing Company.
Martin, J.R. & Rose, D. (2003). Working with
Discourse. London & New
York: Continuum.
Martin, J.R. & White, P.R.R. (2005). The
Language of Evaluation: Appraisal
in English. New
York: Palgrave Macmillan.
Thompson, G. (2004). Introducing Functional
Grammar. London: Arnold.
Swales, J. (1990). Genre Analysis: English
in Academic and Research Settings. Cambridge: Cambridge University
Press.
Ventola, E. (1988). “The Logical Relations in
Exchanges”. J. Benson & W.
Greaves (Eds.), Systemic Functional Approaches to Discourse. Norwood, N. J.: Ablex Publishing
Corporation.
Wiratno, T. (2003). Kiat Menulis Karya Ilmiah
dalam Bahasa Inggris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wiratno, T. (2009). Makna
Metafungsional Teks Ilmiah dalam Bahasa Indonesia pada Jurnal Ilmiah: Sebuah Analisis
Sistemik Fungsional (Disertasi).
Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
The wire casino - JTM Hub
BalasHapusThe wire 여수 출장안마 casino. The wire 보령 출장안마 casino. With the high roller casino 전라북도 출장마사지 slots. With the high roller casino 구리 출장마사지 slots. With the high roller casino 목포 출장샵 slots. With the high roller casino slots.